Dalam keseharian, plastik dan manusia bagaikan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Kantung belanja yang dibawa pulang dari supermarket atau pembelian makakanan, kemasan skincare yang kita pakai, kemasan jajanan yang kita beli, beberapa peralatan rumah tangga, elektronik, dan masih banyak lainnya yang bersentuhan dengan keseharian kita terbuat dari bahan plastik. Namun, bukan menjadi rahasia lagi kalau limbah plastik menimbulkan kecemasan yang berdampak pada lingkungan secara berkelanjutan. Sifat plastik yang sulit terurai menjadi PR tersendiri bagi setiap industri, pemerintah, hingga para konsumen. Untuk itu inovasi dalam rangka menjaga keberlangsungan lingkungan dan kehidupan manusia menghadapi plastik dilakukan dengan cara mengganti plastik menjadi “biodegradable plastic”. Apa bedanya dengan plastik biasa ? Dan apa sih dampak bagi lingkungan ? Simak selengkapnya !
Menurut Surono (2013) plastik adalah senyama polimer yang unsur penyusun utamanya merupakan karbon dan hidrogen. Proses polimerisasi lah yang membentuk plastik. Bahan baku plastik adalah minyak bumi, yang mana tidak dapat diperbaharui. Produk plastik pertama kali dibuat pada tahun 1862 oleh Alexander Parkes dengan bahasa selulosa. Plastik sendiri merupakan material yang dikembangkan sejak tahun 1975 dan diperkenalkan oleh Montgomery Ward, Jodan Marsh, dan J.C. Penny, Sears.
Di Indonesia sendiri, pada tahun 1960, industri plastik menjadi industri yang paling berkembang pesat. Perkembangannya pun semakin menurun dari waktu ke waktu karena beberapa hal. Beberapa kendala yang menurunkan perkembangan industri plastik adalah karena bahan baku plastik yang masih diimport dari luar negeri.
Dibalik kegunaannya yang luas, ternyata limbah plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai. Diperlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun, tergantung ketebalan dan bahan campurannya, untuk membuat sampah plastik benar-benar terurai. Akibatnya, limbah plastik pun menumpuk. Saat terurai, hasil penguraian plastik itu ternyata juga akan mencemari tanah dan air tanah.
Karena limbahnya yang sangat mengganggu kelestarian alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) menawarkan inovasi teknologi untuk mengatasi permasalahan limbah plastik lewat penelitian biodegradable plastic atau bioplastik yang berpeluang menjadi solusi permasalahan limbah plastik saat ini