S1 Teknik Industri STTS

Hubungan Coklat dan Valentine serta Perkembangan Industri Coklat di Indonesia

Siapa nih diantara kalian yang tiap Velentine kasi coklat ke ayang ? atau kasi ke temen, sahabat, keluarga karena belum punya ayanggg Upsss… Hehehe. Nah hari valentine biasanya dirayain dengan cara memberikan cokelat kepada orang terkasih. Tapi, tahugak sih kenapa hari Valentine identik dengan cokelat?

Dikutip dari History.com, cokelat melambangkan kasih sayang, kenyamanan, dan sensualitas. Dulu, cokelat dianggap sebagai makanan mewah yang diperuntukkan untuk suku elit, yakni Maya dan Aztec. Nah untuk lebih jelasnya mengenai sejarah coklat yang identik dengan valentine. Yuk scroll terus kebawah ya !

Keterkaitan cokelat dengan Valentine itu sendiri tidak lepas dari sosok yang bernama Richard Cadbury, seorang keturunan keluarga produsen cokelat asal Inggris.

Untuk meningkatkan penjualannya, Cadbury melakukan inovasi pada produk cokelat yang dijual. Ia pun menambahkan mentega pada biji kakao untuk menghasilkan rasa cokelat yang lebih enak. Hasil dari inovasi tersebut adalah lahirnya produk varian cokelat baru yang disebut dengan dark chocolate atau cokelat masak pekat.

Di tahun 1861, Cadbury mulai menjual cokelat yang diproduksi oleh perusahannya dengan kemasan kotak berbentuk hati. Untuk mempercantik tampilan kotak cokelat miliknya, Cadbury menambah gambar Cupid dan bunga mawar di atasnya. Dari sinilah awal mula cokelat berkembang menjadi hadiah Valentine. Di era Ratu Victoria berkuasa, cokelat menjadi simbol kasih sayang dan rayuan.

 

Lalu bagaimana dengan perkembangan industri coklat di Indonesia ?

Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Tiga besar negara penghasil kakao sebagai berikut
1. Pantai Gading (1.276.000 ton)
2. Ghana (586.000 ton)
3. Indonesia (456.000 ton).

Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 Kg per ha. Daerah penghasil kakao Indonesia adalah sebagai berikut:

– Sulawesi Selatan 184.000 ton (28,26%)
– Sulawesi Tengah 137.000 ton (21,04%)
– Sulawesi Tenggara 111.000 ton (17,05%)
– Sumatera Utara 51.000 ton (7,85%)
– Kalimantan Timur 25.000 ton (3,84%)
– Lampung 21.000 ton (3,23%)
– dan daerah lainnya 122.000 ton (18,74%)

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian

Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 Kg per ha. Namun, kebutuhan kakao dalam negeri masih dianggap sedikit, yaitu sekitar 250 ribu ton per tahun. Sementara produksi kakao Indonesia mencapai 445.000 ton per tahun

Indonesia merupakan penghasil kakao namun dari segi produktivitas masih rendah. Tersedianya lahan perkebunan kakao yang telah ada seharusnya dapat memberikan peluang untuk menghasilkan produksi kakao yang lebih besar lagi dengan pengelolaan tanaman yang tepat dan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan biji kakao dengan kualitas yang tinggi.

Industri cokelat di Indonesia memiliki demand supply yang saat ini masih cukup terpaut jauh. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa, anak-anak Teknik Industri bisa banget memanfaatkan data-data perkembangan ini untuk membuat keseimbangan demand supply dan pemanfaatan produktivitas kakao coklat di Indonesia loh. 


Open chat